Saya baru selesai membaca buku The Airbnb Story yang ditulis editor Fortune, Leigh Gallagher.
Judul lengkapnya The Airbnb Story: How three ordinary guys disrupted an industry, made billions, and created plenty of controversy.

Buku ini menceritakan perjalanan Airbnb, sebuah platform digital yang menghubungkan jutaan tempat tinggal dengan para traveler. Airbnb memfasilitasi orang-orang yang memiliki apartemen, rumah, bahkan kamar untuk disewakan kepada orang lain; dan memfasilitasi traveler untuk bisa tinggal di berbagai tempat di berbagai kota di seluruh dunia.
Airbnb memudahkan traveler untuk mencari tempat menginap dengan harga termurah atau sesuai preferensi, dan pengalaman yang lebih menarik karena tinggal seperti orang lokal. Saya sendiri pernah menggunakan Airbnb di Bandung, Bali, dan Kuala Lumpur.
Buku ini bercerita tentang perjalanan Airbnb dari sejak trio co-founders memulai di San Fransisco hingga tumbuh menjadi perusahaan global dengan valuasi lebih dari 31 Milyar USD.
Ada banyak cerita menarik dan lessons learned dari cerita Airbnb, dan saya ingin membagikan beberapa diantaranya.
Ini dia 10 poin yang saya pelajari dari The Airbnb Story.
1. Just Start and Grow
Brian Chesky, Joe Gebbia, dan Nathan Blecharzyk. Trio co-founders ini memulai ide Airbnb bukan dari passion; tapi karena kepepet.

Berawal dari kepepet karena tidak bisa membayar kos-kosan (sebenarnya apartemen, tapi ya kurang lebih sama lah), mereka melihat kesempatan saat mengetahui banyak peserta konferensi desain di San Fransisco yang kehabisan hotel. Akhirnya mereka menyediakan air bed dan menyewakan kamar kosan mereka.
Dari sana, baru mereka melihat peluang penyewaan properti seperti rumah dan apartemen sebagai bisnis. Mereka terus belajar dan mengembangkan platformnya dari sekadar blog biasa (bahkan di awal namanya airbedandbreakfast.com) hingga dikembangkan sebagai platform dengan teknologi kompleks.
So if you have an idea, it’s not gonna be something big when you just start. Just start and grow.
2. The Cofounders: Perfect Triangle

Dalam perjalanan panjang Airbnb sebagai perusahaan, salah satu yang paling mengagumkan dan jarang sekali dimiliki perusahaan lain adalah komposisi unik cofoundernya.
Chesky, Gebbia, dan Blecharzyk adalah tiga orang dengan karakter dan personaliti yang berbeda, dan saling melengkapi satu sama lain. Diantara mereka bertiga; Chesky adalah pemimpin natural, Gebbia adalah otak kreatif + desain, dan Blecharzyk adalah engineer dengan mindset analitik.
Perbedaan karakter ini membuat Airbnb berkembang pesat karena semua pilar diisi expert di bidangnya masing-masing, dan membuat mereka komprehensif dalam menyelesaikan masalah karena punya berbagai sudut pandang.
Salah satu kesalahan umum orang yang memulai startup: tim dibuat dari lingkaran pertemanan. Akibatnya, seringkali tim tidak efektif karena diisi oleh orang-orang dengan karakter dan keahlian yang sama.
Cofounder Airbnb justru menunjukkan sebaliknya; perbedaan karakter akan membuat tim sangat solid dan cepat berkembang.
3. Shameless in Learning
Ketiga cofounder Airbnb adalah pemula saat memulai. Apalagi sang CEO, Brian Chesky, yang saat memulai Airbnb bisa dibilang belum punya pengalaman kerja yang mumpuni.

Tapi kekurangan itu justru diakuinya sebagai keuntungan terbesarnya.
“Karena saya banyak tidak tahu, saya jadi tidak tahu malu saat belajar”, kata Chesky. Dia tidak malu untuk datang ke berbagai sumber; membaca buku, mendatangi mentor dan pengusaha senior, dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk ngobrol dan bertanya apapun yang harus dia pelajari.
4. Learning Fast By Going to One Source
Airbnb tumbuh sebagai perusahaan dengan sangat cepat, yang berarti Chesky sebagai pemimpin juga harus belajar dan bertumbuh dengan sangat cepat.

Dalam dunia startup dan bisnis pada umumnya, salah satu metode belajar adalah mendatangi pebisnis senior yang sudah berpengalaman.
Dalam hal ini, Chesky mengembangkan metode belajarnya sendiri yang disebut Going to The Source: alih-alih datang ke 10 sumber dan menyimpulkan nasihat mereka semua, lebih baik habiskan setengah waktu untuk mencari satu orang yang paling relevan, dan hanya datang ke orang itu.
Chesky belajar dari banyak pebisnis; bisnis global dari Warren Buffet, desain dari Johy Ive (Apple), manajemen dari Bob Iger (Disney), ekspansi internasional dari Sheryl Sandberg, dan masih banyak lagi.
Find your most revelant mentor, and go ask for his/her advice.
5. Go With Mission

Airbnb adalah salah satu bisnis yang bergerak dengan misi. Misi Airbnb tercetak jelas dalam logo dan slogan mereka: Belong Anywhere.
Mereka ingin menciptakan dunia dimana semua orang bisa merasakan menjadi bagian dari masyarakat, tempat, dan cinta, dimanapun mereka berada.
Meski bisnisnya bergerak di bidang properti, tapi misi belong anywhere menggerakkan semua orang yang terlibat dalam Airbnb untuk bergerak lebih dari sekadar motif uang. This makes them go extramile, and create an extraordinary impacts.
6. To Scale, Do The Unscalable
Menumbuhkan skala bisnis (to scale) adalah tantangan besar sebuah bisnis.

Airbnb sempat mentok pertumbuhannya. Saat Chesky dkk. melakukan analisis, ternyata pengguna mereka pada saat itu tidak bertumbuh karena foto-foto properti yang ada di listing mereka tidak menarik.
Chesky turun sendiri mendatangi rumah-rumah yang disewakan dan memberikan jasa fotografi gratis. Beberapa orang bahkan tidak tahu bahwa Chesky yang saat itu turun sendiri adalah CEO nya. Setelah list itu memiliki foto-foto yang bagus, barulah pengguna Airbnb bertumbuh pesat.
Untuk bertumbuh, terkadang kita harus melakukan hal-hal yang unscalable alias merepotkan dan butuh effort besar, tapi tetap harus dilakukan.
7. Recruit The Best Talent
Di dunia startup, tim adalah koentji.

Chesky punya concern besar terhadap tim, apalagi anggota tim di awal perusahaan. “Tim di awal seperti menanamkan DNA perusahaan”, kata Chesky.
Karenanya, dia juga memastikan 300 karyawan pertama diwawancara secara langsung oleh Chesky, untuk meyakinkan bahwa semua anggota tim memiliki visi dan value yang sama.
Hasilnya, tim dengan visi yang sama membawa Airbnb melesat dengan cepat.
8. Disruption Always Get Rejection
Inovasi besar selalu mendapatkan perlawanan. Setidaknya di awal.

Hal ini mudah dipahami mengingat inovasi selalu merupakan perlawanan pada status quo, sehingga orang-orang yang sudah berada di zona itu pasti terganggu.
Dalam kasus Airbnb, model bisnisnya “mengganggu” jaringan hotel besar, pengelola apartemen, dan tentu saja pemerintah sebagai regulator.
Airbnb mendapat penolakan di banyak kota, bahkan di kota besar seperti New York dan tempat asalnya sendiri, San Fransisco.
Jika kamu punya ide yang tertolak, mungkin perlu berbaik sangka karena semua inovasi besar selalu dapat penolakan. Tinggal bagaimana kita terus maju dan meyakinkan bahwa inovasi kita membawa manfaat dan dampak.
9. Bigger Size = Bigger Problems
Ukuran yang membesar tidak membuat Airbnb selesai dengan masalah.

Justru semakin besar ukurannya, semakin besar pula tantangan dan masalah yang mereka hadapi.
Di awal, Airbnb berjuang dengan masalah bagaimana caranya menumbuhkan pengguna. Setelah membesar, mereka berkutat dengan ekspansi dan adaptasi ide Airbnb ke berbagai kota. Lalu mereka mendapatkan masalah besar dari pemerintah dan jaringan pengusaha properti di New York. Belum selesai dari itu, mereka juga mendapatkan isu negatif tentang rasisme di platform Airbnb.
Chesky pernah bilang, semakin besar perusahaan mereka, semakin banyak pula yang terlibat dan semakin besar pula tantangan mereka.
Bersiap hadapi tantangan yang lebih besar seiring pertumbuhan perusahaan/ide kita yang semakin membesar.
10. Be A Cockroach
Salah satu cerita paling legendaris dari Airbnb adalah saat mereka menjual sereal Obama O’s dan Cap’n McCains.

Tahun 2008 saat pemilu Amerika berlangsung, Chesky dkk. yang saat itu masih kesulitan menumbuhkan Airbnb dan hampir kehabisan uang justru memiliki ide gila. Mereka belum bisa mendapatkan banyak uang dari penyewaan properti, jadi mereka bertaruh di hal lain; mereka menjual sereal dengan gimmick politik.
Mereka membeli seral kiloan, lalu dibungkus dengan packaging berjudul Obama O’s dan Cap’n McCains yang dijual seharga 40$. Ide ini viral dan habis terjual, hingga mereka berhasil mengumpulkan 30.000$ yang memberi mereka nyawa lebih untuk mengembangkan Airbnb. Meskipun yang mereka lakukan justru tidak ada hubungan langsung dengan model bisnis mereka.
Saat Paul Graham (Y Combinator, inkubator yang memberi pendanaan awal untuk Airbnb) mendengar cerita ini, dia langsung yakin pada Chesky dkk.
“You guys are cockroaches”, kata Graham. “You just won’t die”.
So lessons learned: pertahankan ide dan bertahan hidup dengan cara apapun.
Jadilah kecoa.
Itu dia 10 hal yang saya pelajari dari The Airbnb Story.
Masih banyak cerita menarik lain di bukunya. Dan juga banyak video cerita Airbnb di berbagai talks di Youtube. Berikut beberapa diantaranya:
- The Airbnb Story – Startup Founder Biography
- Brian Chesky – Launching Airbnb and the Challenges of Scale
- Joe Gebbia – How Airbnb Design for Trust
-
Nathan Blecharczyk – The real story about how Airbnb was founded
Semoga menginspirasi.
Salam kreatif!