Membawa Perdamaian

Di acara Islamic Development Bank di Jeddah kemarin, saya ketemu dengan banyak teman-teman dari berbagai negara.

image

Mulai dari Mesir, Turki, Inggris, Amerika, Jepang, India, Arab Saudi, Palestina, Suriname, Nigeria, hingga negara kecil di pasifik seperti Guam.

Dan setiap saya kenalan dan menyebut Indonesia, hampir semuanya mengenal negara kita.

Yang paling standar, kalo mereka pernah ke Indonesia atau punya teman di sini, mereka akan bilang,

“Apa kabar?”

Dan kemudian beragam pujian tentang negara kita.

“Ah Indonesia, beautiful country!”

“Jannah! Paradise of the world”

“Friendly people, I miss Indonesia!”

Tak ketinggalan, beragam kekaguman mereka tentang Indonesia sebagai salah satu negara dengan muslim terbanyak di dunia.

Mereka mengagumi ekonomi kita yang bertumbuh pesat. Perkembangan negara kita di hampir semua industri. Dan pengakuan mereka tentang Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi Asia, bahkan dunia.

Tapi yang lebih banyak lagi, adalah rasa iri dan kekaguman mereka tentang Islam di Indonesia.

“Saya kagum sekali, Indonesia adalah negara dengan penduduk yang sangat banyak, tapi negaranya sangat damai. Tidak ada konflik, tidak ada perang”
Saya tersenyum.

“You know what, Iqbal? Saya iri sekali, di Indonesia punya banyak agama selain Islam. Tapi kalian bisa hidup berdampingan, saling menjaga satu sama lain. That’s beautiful, I hope that happen in my country too”

Hati saya mengembang. 

“Saya pernah bikin studi tentang negara-negara Islam di dunia. Salah satu kesimpulan saya, Indonesia adalah salah satu pilar terpenting Islam di dunia”, kata seorang teman dari Arab Saudi. “Kalau Indonesia damai, maka negara lain akan mencontoh Islam yang sebenarnya”

Saya tersenyum bangga.

Lalu beberapa detik kemudian, saya malu sendiri. Saya teringat beragam konflik yang belakangan membuat kita terpecah belah.

Berbeda pandangan, lalu saling berteriak, saling menuduh, bahkan saling membenci satu sama lain.

Dan terus berlanjut, entah hingga kapan. Rasanya kita jadi mudah sekali disulut, semua perbedaan jadi alasan permusuhan.

Padahal saya percaya, Islam di Indonesia yang sesungguhnya adalah seperti apa yang dikatakan oleh teman-teman kita di luar sana.

Saya tidak menutup mata bahwa ada sebagian orang Islam yang tidak menjalankan Islam sebagaimana mestinya, lalu melakukan tindakan-tindakan yang membuat orang membenci kita.

Tapi itu bukan Islam yang sesungguhnya.

Islam yang sesungguhnya adalah agama yang damai.

Yang salamnya adalah doa kebaikan untuk orang lain.

Yang hari rayanya membawa berkah untuk semua.

Yang muamalahnya selalu berbagi dan mengasihi.

Ketika membayangkan Islam yang rahmatan lil alamin seperti ini, saya bergetar sendiri.

Ramadhan sudah datang.

Ayolah kita hentikan semua kebencian.

Perbanyak kebaikan.

Dan tunjukkan Islam yang sebenarnya:

Bagian besar dari keragaman Indonesia yang membawa perdamaian.

Browse Topics

🚀 Productivity

🎓 Studying

🎬 YouTubing

🤑 Entrepreneurship